FAKTA MEDAN – Kasus anak yang menjadi korban kekerasan di Kabupaten Sanggau menjadi trend yang cukup mengkhawatir. Tahun 2024, Pemkab Sanggau mencatat sepuluh kasus kekerasan terhadap anak. Kasus yang cukup mencemaskan tersebut didominasi kekerasan seksual hingga bullying.
“Kalau mengenai tren kasus anak, untuk tahun 2024 ini sudah ada sepuluh kasus yang kami terima. Sebagian besar adalah kekerasan seksual. Selain itu ada bully dan lain-lain,” kata Kepala Bidang Perlindungan Anak pada Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Sanggau, Titin Sumarni, Selasa 6 Agustus 2024.
Baca Juga: Para Ahli Temukan Gen Z Lebih Rentan Terkena 17 Jenis Kanker, Ini Alasannya
Titin menegaskan bahwa Pemkab Sanggau terus berupaya menurunkan kasus kekerasan terhadap anak. Tentunya dengan melakukan berbagai langkah strategis dengan berupaya menyentuh langsung akar permasalahan yang menyebabkan anak menjadi korban, tentunya juga dengan melibatkan semua pihak termasuk pengawasan orang tua dan lingkungan.
“Kalau soal naik atau turun (Kasusnya), saya belum bisa katakan karena kita belum di akhir tahun. Semoga saja ini turun, karena pada tahun 2023 kemarin pada Bulan Agustus itu sudah puluhan kasus, tapi tahun ini di Bulan Agustus baru sepuluh kasus. Saya berharap turun kasusnya di 2024,” ungkapnya.
Terkait ketersediaan anggaran, dirinya menyebut, khusus perlindungan anak nilainya sekira Rp90an juta yang diperuntukkan dalam pendampingan, baik itu hukum, kesehatan, psikologis maupun bantuan dalam bentuk lain.
“Kalau mengenai anggaran, khusus perlindungan anak itu sekira Rp90an juta, anggaran itu untuk pendampingan, kesehatan, hukum, psikologis dan bantuan dalam bentuk lainnya,”terang dia.
Titin menambahkan, peruntukan anggaran bagi forum anak kisarannya lebih kurang seperti pendampingan yakni Rp90 hingga Rp100 juta.
Baca Juga: LKMI Apresiasi MUI Keluarkan Kreteria Produk Terafiliasi Israel
“Kalau untuk forum anak, anggarannya berkisar Rp90 sampai Rp100 juta. Kita anggarkan untuk peningkatan kapasitas. Jadi anak-anak di kecamatan kita undang dan forum anak di kabupaten. Dengan mereka berkumpul, mereka mendapatkan informasi dari narasumber yang kita undang,” pungkasnya.