Faktajambi.id, NASIONAL – Popularitas olahraga pilates kian meroket, seringkali terlihat menghiasi linimasa media sosial para selebritas dan influencer. Olahraga ini digemari karena dianggap sebagai solusi efektif untuk mendapatkan tubuh yang sehat, lentur, dan postur yang ideal.
Namun, di tengah popularitasnya, muncul satu kekhawatiran besar di kalangan masyarakat yang ingin mencobanya. Pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah pilates bisa menyebabkan saraf kejepit? Kekhawatiran ini cukup beralasan, mengingat beberapa gerakan pilates terlihat cukup ekstrem bagi pemula.
Menjawab keresahan tersebut, dr. Asrafi Rizki Gatam, seorang dokter spesialis ortopedi tulang belakang dari Eka Hospital BSD, memberikan penjelasannya. Menurutnya, pilates pada dasarnya adalah olahraga yang sangat bermanfaat bagi tubuh, terutama untuk menjaga kekuatan otot inti dan kelenturan tulang belakang. Jika dibandingkan dengan olahraga angkat beban berat atau latihan intensitas tinggi di pusat kebugaran, pilates tergolong lebih aman.
“Pilates itu sebenarnya tidak ada masalah. Justru bagus untuk melatih otot,” kata Asrafi dalam temu media yang digelar Eka Hospital BSD di Bintaro, Jumat (25/7).
Meskipun tergolong aman, dr. Asrafi menekankan bahwa setiap olahraga memiliki risiko cedera jika tidak dilakukan dengan benar. Risiko saraf kejepit dari pilates bisa muncul ketika seseorang memaksakan diri melakukan gerakan di luar batas kemampuannya.
“Yang jadi problem itu ketika kita melakukan [pilates] di luar batas kemampuan kita. Misalnya, Anda yang sebelumnya tidak pernah olahraga tiba-tiba memaksakan gerakan yang sulit dalam pilates tanpa latihan bertahap,” jelasnya.
Saraf kejepit, atau dalam istilah medis dikenal sebagai Herniated Nucleus Pulposus (HNP), adalah kondisi ketika bantalan lunak di antara ruas tulang belakang menonjol keluar dan menekan saraf di sekitarnya. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti nyeri punggung bawah yang hebat, kesemutan, mati rasa, hingga kelemahan otot. Dr. Asrafi juga menyebutkan bahwa kasus ini tidak hanya dialami oleh lansia, tetapi juga kalangan muda yang kerap memforsir tubuhnya saat berolahraga.
Kuncinya bukanlah pada jenis olahraganya, melainkan pada cara dan intensitas pelaksanaannya. Jika dilakukan dengan benar, pilates justru menjadi solusi pencegahan.
“Pilates yang dilakukan dengan instruktur berpengalaman, disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, dan tidak terburu-buru mengejar hasil, justru bisa menjadi solusi untuk mencegah nyeri punggung, memperbaiki postur, dan memperkuat otot inti yang penting untuk penyangga tulang belakang,” tutupnya.
Kesimpulannya, pertanyaan apakah pilates bisa menyebabkan saraf kejepit memiliki jawaban yang bergantung pada pelaksanaannya. Risiko itu ada jika dilakukan secara asal-asalan dan berlebihan. Namun, dengan bimbingan instruktur yang tepat dan pendekatan yang bertahap, pilates justru menjadi olahraga andalan untuk kesehatan tulang belakang Anda.